Rembulan di ranting kemiri, kamus di kebun ubi.



jam (arloji yang disangkut) dinding menunjukkan sudah pukul 5.00 wita. saatnya pak yanto melakukan rutinitasnya di pagi hari, berjalan keluar ruang kelas yang sudah di sulap menjadi asrama menuju ke sebuah tabung oksigen milik angkatan laut jepang yang di tambatkan di bawah pohon mangga di halaman sekolah. seperti biasa pak yanto mulai memukul keras tabung oksigen tersebut dengan sebuah batu berulang kali, di susul oleh suara lolongan anjing yang dikejutkan oleh bunyi
'lonceng' tersebut.  tidak ada patokan jumlah pukulan yang harus dilakukan, yang jelas pukulan bunyi itu akan berhenti ketika salah satu siswa yang berada di kamar tidur asrama keluar melalui pintu depan dengan sempoyongan untuk menunjukkan bahwa ia sudah bangun. kemudian siswa tersebut kembali masuk ke ruang tidur asrama untuk membangunkan teman-teman yang lain. 

sesaat kemudian, kesibukan mulai terlihat. beberapa siswi SMP Negeri 1 Wulandoni dengan satu persatu mulai keluar dari asrama putri dengan menjinjing jerigen putih bekas menuju ke satu-satunya tempat penampungan air di halaman sekolah. ya, seperti biasa. rutinitas hari itu diawali dengan menampung air untuk keperluan memasak dan mandi. sesaat kemudian, si eman, dengan ember bekas kaleng cat tembok berlari ke arah kerumunan siswi yang sedang menampung air, menerobos barisan dan menumpahkan air milik temannya, tiba-tiba dia sudah di posisi paling depan. "saya dulu ka" suara khas nya mengiba.

"emaaan" dari kejauhan pak Yanto yang sedari tadi memantau berteriak dari kejauhan. "kepala batu sekali kamu". .......



EmoticonEmoticon