BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional, pemerintah khususnya melalui Depdiknas terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru. Lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Kegiatan Belajar Mengajar pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang didalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia.
Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun, jika kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, sebagaimana disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan pemerintah, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif.
Jika kita amati lebih jauh tentang realita kompetensi guru saat ini agaknya masih beragam. Sudarwan Danim (2002) mengungkapkan bahwa salah satu ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai, oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru.
Untuk itu sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku sekarang ini, memerlukan strategi baru terutama dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada pelajaran matematika. Pendekatan pembelajaran yang sebelumnya lebih banyak didominasi oleh peran guru (teacher centered) diperbaharui dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Dalam implementasi KTSP guru harus mampu memilih dan menerapkan model, motode atau setrategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi sehingga mampu mengembangkan daya nalar siswa secara optimal. Ketika guru dihadapkan pada materi pelajaran matematika yang sukar dipahami oleh siswa, guru harus mampu menjadi fasilitator antara materi yang sulit dengan kemampuan memahami siswa yang terbatas. Dengan demikian dalam pembelajaran guru tidak hanya terpaku dengan metode pembelajaran di dalam kelas yang konvensional menurut bakat masing-masing, melainkan guru harus mampu melaksanakan pembelajaran dengan motode yang variatif.
Salah satu setrategi yang bisa dilakukan oleh kepala sekolah untuk memungkinkan guru agar bisa mengembangkan kreativiats, motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah dengan Meningkatkan Kemampuan Guru pada Pelaksanaan Pembelajaran melalui diskusi Kelompok Kerja Guru.
Dari hasil pantauan calon peneliti selaku kepala sekolah, selama ini para guru masih sangat jarang memanfaatkan Kelompok Kerja Guru sebagai sarana komunikasi dan pembelajaran antar guru.
Seperti observasi awal yang dilakukan di SDN Kuala Peudawa Puntong, guru-guru di sekolah tersebut hanya memanfaatkan sarana Kelompok Kerja Guru (KKG) sekolah sebagai sumber belajar hanya dua sampai tiga kali dalam satu semester. Guru lebih sering menyajikan materi pelajaran di dalam kelas sesuai talenta atau bakat dasar yang dimilikinya, walaupun materi yang disajikan membutuhkan pengetahuan dan metode khusus agar mudah dipahami oleh siswa. Dari wawancara yang dilakukan calon peneliti, sebagian besar guru mengaku enggan mengajarkan materi pelajaran matematika yang sukar dipahami siswa, karena alasan susah memberi penjelasan. Selain itu ada guru yang menyampaikan bahwa mereka tidak bisa dan tidak tahu dalam mengajarkan materi atau belum menguasai materi pelajaran matematika yang sukar dipahami siswa tersebut.
Untuk mengatasi hal itu perlu adanya peningkatan kemampuan dalam penyampaian materi pelajaran matematika melalui diskusi kelompok diantara para guru kelas dalam bentuk KKG untuk mendiskusikan masalah cara penyampaian materi pelajaran matematika agar mudah dipahami oleh siswa.
Dalam kegiatan diskusi tersebut para guru bisa membagi pengalaman dalam menyampaikan materi pelajaran matematika dengan cara yang variatif di sekolah masing-masing untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Diskusi kolompok memiliki dampak yang amat positif bagi guru yang tingkat pengalamannya rendah maupun yang tingkat pengalamannya tinggi.
Bagi guru yang tingkat pengalamannya tinggi akan menjadi lebih matang dan bagi guru yang tingkat pengalamannya rendah akan menambah pengetahuan. Keunggulan diskusi kelompok melalui KKG adalah keterlibatan guru bersifat holistic dan konprehensip dalam semua kegiatan. Dari segi lainnya guru dapat menukar
pendapat, memberi saran, tanggapan dan berbagai reaksi sosial dengan teman seprofesi sebagai peluang bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, maka dalam penelitian tindakan sekolah ini difokuskan pada penelitian masalah memanfaatkan diskusi kelompok kerja guru (KKG) sebagai sumber balajar yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran matematika dapat ditingkatkan melalui diskusi Kelompok Kerja Guru di SDN Kuala Peudawa Puntong?
2. Apakah kelemahan dan kelebihan pelaksanaan diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) terhadap peningkatan kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran matematika di SDN Kuala Peudawa Puntong ?
D. Pemecahan Masalah
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, dapat ditentukan hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah : Diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG), dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran matematika di SDN Kuala Peudawa Puntong.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari dilaksanakan penelitian tindakan sekolah ini adalah :
v Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran matematika melalui diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) di SDN Kuala Peudawa Puntong.
2. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi :
a. Guru, dapat menyempurnakan metode pembelajaran yang diterapkan di sekolah sehingga dapat meningkatkan kreativiats, motivasi dan hasil belajar siswa.
b. Sekolah, dapat memberikan motivasi bagi guru-guru yang lain untuk menyempurnakan metode dan setrategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Kepala sekolah, dapat membantu dalam membimbing dan mengawasi guru dalam pelaksanaan tugasnya sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.
1 komentar:
pu na lawan
EmoticonEmoticon